Daftar Isi

    Daftar Isi

    1. Pengertian Bridge pada Mikrotik
    2. Fungsi Bridge pada Mikrotik
    3. Kapan Kamu Harus Menggunakan Bridge?
    4. Cara Konfigurasi Bridge pada Mikrotik
      • Konfigurasi Bridge Dasar
      • Menambahkan Interface ke Bridge
      • Konfigurasi IP Address pada Bridge
      • Konfigurasi DHCP Server pada Bridge (Opsional)
    5. Konfigurasi Bridge VLAN pada Mikrotik
      • Membuat VLAN Interface
      • Menambahkan VLAN ID ke Interface Bridge
      • Konfigurasi IP Address untuk VLAN
    6. Fitur Tambahan pada Bridge Mikrotik
      • STP (Spanning Tree Protocol)
      • IGMP Snooping
      • Hardware Offload
    7. Troubleshooting Umum pada Bridge Mikrotik
    8. Studi Kasus: Penerapan Bridge di Jaringan Rumah
    9. Studi Kasus: Penerapan Bridge di Jaringan Kantor Kecil
    10. Kelebihan dan Kekurangan Menggunakan Bridge
    11. Alternatif Selain Bridge di Mikrotik
    12. Pertimbangan Keamanan pada Bridge
    13. FAQ (Frequently Asked Questions)

    1. Pengertian Bridge pada Mikrotik

    Bridge pada Mikrotik, sederhananya, adalah cara untuk menggabungkan dua atau lebih interface jaringan menjadi satu entitas logis. Bayangkan jembatan (bridge) yang menghubungkan dua daratan terpisah. Dalam konteks jaringan, "daratan" itu adalah interface seperti ethernet (ether1, ether2, dst.) atau wireless (wlan1). Dengan bridge, perangkat-perangkat yang terhubung ke interface yang berbeda tersebut seolah-olah berada dalam satu segmen jaringan yang sama. Mikrotik akan meneruskan (forward) lalu lintas data antar interface tersebut.

    2. Fungsi Bridge pada Mikrotik

    Fungsi utama bridge adalah untuk menyederhanakan topologi jaringan dan memungkinkan komunikasi yang transparan antara perangkat-perangkat yang terhubung ke interface yang berbeda. Berikut beberapa fungsi spesifiknya:

    • Memperluas Jaringan: Bridge memungkinkan kamu memperluas jangkauan jaringan tanpa harus menggunakan router yang kompleks. Misalnya, kamu bisa menghubungkan dua switch yang berjauhan melalui router Mikrotik dan bridge interface yang terhubung ke masing-masing switch.
    • Menyederhanakan Konfigurasi: Dengan bridge, kamu hanya perlu mengkonfigurasi satu IP address untuk seluruh jaringan, bukan untuk setiap interface. Ini mempermudah manajemen jaringan secara keseluruhan.
    • Mendukung VLAN: Bridge sangat penting jika kamu ingin mengimplementasikan VLAN (Virtual LAN). VLAN memungkinkan kamu membagi jaringan fisik menjadi beberapa jaringan logis yang terpisah, dan bridge menjadi tulang punggung untuk lalu lintas data antar VLAN.
    • Membuat Jaringan Wireless Lebih Fleksibel: Kamu bisa menggunakan bridge untuk menggabungkan interface wireless (wlan) dengan interface ethernet. Ini memungkinkan perangkat wireless dan perangkat berkabel untuk berada dalam satu jaringan yang sama.
    • Menghubungkan Jaringan yang Berbeda (Layer 2): Bridge bekerja pada Layer 2 (Data Link Layer) dari model OSI. Ini berarti bridge meneruskan lalu lintas data berdasarkan alamat MAC (Media Access Control) tanpa perlu memeriksa IP address. Ini berbeda dengan router yang bekerja pada Layer 3 (Network Layer) dan meneruskan lalu lintas data berdasarkan IP address.

    3. Kapan Kamu Harus Menggunakan Bridge?

    Ada beberapa situasi di mana penggunaan bridge pada Mikrotik sangat dianjurkan:

    • Ketika kamu ingin memperluas jaringan LAN tanpa menggunakan router: Jika kamu hanya ingin menghubungkan dua segmen jaringan tanpa melakukan routing (misalnya, NAT atau firewall), bridge adalah solusi yang tepat.
    • Saat kamu ingin menerapkan VLAN: VLAN membutuhkan bridge karena bridge bertugas meneruskan frame (paket data di Layer 2) yang sudah ditandai dengan VLAN ID (802.1q tag).
    • Saat kamu ingin menyederhanakan IP addressing di jaringan: Jika kamu memiliki banyak perangkat yang terhubung ke interface yang berbeda, bridge memungkinkan kamu menggunakan satu subnet IP address untuk semuanya.
    • Ketika kamu ingin menggabungkan koneksi wireless dan wired ke dalam satu jaringan: Misalnya, kamu ingin menghubungkan access point wireless ke jaringan wired yang sudah ada, dan semua perangkat bisa berkomunikasi satu sama lain.
    • Saat kamu perlu melakukan "transparent bridging": Bridge melakukan forwarding frame secara transparan, artinya perangkat yang terhubung tidak perlu tahu bahwa ada bridge di tengahnya.

    4. Cara Konfigurasi Bridge pada Mikrotik

    Berikut adalah langkah-langkah dasar untuk mengkonfigurasi bridge pada Mikrotik:

    • Konfigurasi Bridge Dasar

      1. Buka aplikasi Winbox atau gunakan WebFig untuk mengakses router Mikrotik kamu.
      2. Klik menu "Bridge" di sisi kiri.
      3. Klik tombol "+" (Add) untuk menambahkan bridge baru.
      4. Beri nama bridge tersebut (misalnya, "bridge1" atau "LAN").
      5. Kamu bisa meninggalkan opsi lainnya dengan nilai default untuk konfigurasi dasar.
      6. Klik "Apply" lalu "OK".
    • Menambahkan Interface ke Bridge

      1. Di jendela "Bridge", pilih tab "Ports".
      2. Klik tombol "+" (Add) untuk menambahkan interface ke bridge.
      3. Pilih interface ethernet atau wireless yang ingin kamu tambahkan ke bridge (misalnya, "ether2", "ether3", "wlan1").
      4. Pilih bridge yang sudah kamu buat di field "Bridge".
      5. Kamu bisa mengatur "Path Cost" dan "Priority" jika kamu menggunakan STP (Spanning Tree Protocol) untuk mencegah looping (akan dibahas lebih lanjut). Biarkan dengan nilai default jika kamu tidak menggunakan STP.
      6. Klik "Apply" lalu "OK".
      7. Ulangi langkah 2-6 untuk menambahkan semua interface yang diperlukan ke bridge.
    • Konfigurasi IP Address pada Bridge

      1. Klik menu "IP" -> "Addresses".
      2. Klik tombol "+" (Add) untuk menambahkan alamat IP baru.
      3. Masukkan IP address yang ingin kamu gunakan untuk jaringan. Misalnya, 192.168.1.1/24.
      4. Pilih bridge interface (misalnya, "bridge1") di field "Interface".
      5. Klik "Apply" lalu "OK".
    • Konfigurasi DHCP Server pada Bridge (Opsional)

      1. Jika kamu ingin Mikrotik memberikan IP address secara otomatis ke perangkat yang terhubung, kamu perlu mengkonfigurasi DHCP server pada bridge.
      2. Klik menu "IP" -> "DHCP Server".
      3. Klik tombol "DHCP Setup".
      4. Pilih bridge interface (misalnya, "bridge1") yang akan dilayani oleh DHCP server.
      5. Ikuti wizard untuk menentukan rentang IP address yang akan diberikan, gateway, dan DNS server.

    5. Konfigurasi Bridge VLAN pada Mikrotik

    VLAN memungkinkan kamu membuat jaringan logis yang terpisah di dalam jaringan fisik yang sama. Berikut adalah cara mengkonfigurasi bridge dengan VLAN:

    • Membuat VLAN Interface

      1. Klik menu "Interfaces".
      2. Klik tombol "+" (Add) dan pilih "VLAN".
      3. Beri nama VLAN tersebut (misalnya, "VLAN10").
      4. Masukkan "VLAN ID" (misalnya, 10). Ini adalah ID unik untuk VLAN ini.
      5. Pilih bridge interface (misalnya, "bridge1") di field "Interface". Ini penting, karena VLAN akan dibuat di atas bridge.
      6. Klik "Apply" lalu "OK".
      7. Ulangi langkah 2-6 untuk membuat VLAN lainnya dengan ID yang berbeda.
    • Menambahkan VLAN ID ke Interface Bridge

      • Setelah interface VLAN dibuat, semua traffic yang ditangkap oleh bridge dengan VLAN ID 10, akan langsung di forwarded ke interface VLAN10 yang tadi sudah dibuat.
    • Konfigurasi IP Address untuk VLAN

      1. Klik menu "IP" -> "Addresses".
      2. Klik tombol "+" (Add) untuk menambahkan alamat IP baru.
      3. Masukkan IP address yang ingin kamu gunakan untuk VLAN ini. Misalnya, 192.168.10.1/24.
      4. Pilih interface VLAN (misalnya, "VLAN10") di field "Interface".
      5. Klik "Apply" lalu "OK".
      6. Ulangi langkah 1-5 untuk mengkonfigurasi IP address untuk VLAN lainnya.

    6. Fitur Tambahan pada Bridge Mikrotik

    Bridge pada Mikrotik memiliki beberapa fitur tambahan yang berguna untuk meningkatkan kinerja dan keamanan jaringan:

    • STP (Spanning Tree Protocol)

      • STP mencegah looping (perulangan) dalam jaringan yang menggunakan bridge. Looping terjadi ketika ada beberapa jalur antara dua perangkat, dan data terus berputar-putar di jaringan tanpa henti, menyebabkan broadcast storm dan memperlambat jaringan.
      • Secara default, STP diaktifkan pada bridge Mikrotik. Kamu bisa mengkonfigurasi parameter STP seperti "Priority" dan "Path Cost" untuk mengontrol jalur mana yang akan digunakan oleh STP. Perangkat dengan prioritas lebih rendah akan menjadi root bridge, dan jalur dengan biaya paling rendah akan dipilih.
    • IGMP Snooping

      • IGMP Snooping membantu router Mikrotik untuk meneruskan lalu lintas multicast (seperti streaming video) hanya ke interface yang meminta data tersebut. Ini mencegah lalu lintas multicast membanjiri seluruh jaringan dan menghemat bandwidth.
      • IGMP Snooping biasanya diaktifkan secara otomatis pada bridge Mikrotik.
    • Hardware Offload

      • Hardware Offload memungkinkan pemrosesan lalu lintas bridge dilakukan oleh chip hardware khusus, bukan oleh CPU utama Mikrotik. Ini dapat meningkatkan kinerja bridge secara signifikan, terutama dalam jaringan dengan lalu lintas yang tinggi.
      • Tidak semua router Mikrotik mendukung hardware offload. Periksa spesifikasi perangkat kamu untuk mengetahui apakah fitur ini tersedia. Untuk mengaktifkan hardware offload, kamu bisa klik tab "Hardware Offload" di jendela "Bridge" dan centang opsi "Hardware Offload".

    7. Troubleshooting Umum pada Bridge Mikrotik

    • Tidak bisa terhubung ke jaringan setelah konfigurasi bridge:
      • Pastikan semua interface yang diperlukan sudah ditambahkan ke bridge.
      • Pastikan IP address sudah dikonfigurasi dengan benar pada bridge interface.
      • Pastikan DHCP server sudah dikonfigurasi (jika diperlukan).
      • Periksa firewall rules apakah ada yang memblokir lalu lintas.
    • Koneksi lambat atau tidak stabil:
      • Periksa penggunaan CPU Mikrotik. Jika CPU terlalu tinggi, coba aktifkan hardware offload (jika tersedia).
      • Periksa kabel dan konektor jaringan.
      • Pastikan tidak ada looping di jaringan (jika ada, STP akan memblokir salah satu jalur).
    • VLAN tidak berfungsi:
      • Pastikan VLAN ID sudah dikonfigurasi dengan benar pada interface VLAN dan pada perangkat yang terhubung.
      • Pastikan interface VLAN sudah ditambahkan ke bridge.
      • Periksa firewall rules apakah ada yang memblokir lalu lintas antar VLAN.

    8. Studi Kasus: Penerapan Bridge di Jaringan Rumah

    Bayangkan kamu memiliki router utama yang terhubung ke internet dan ingin memperluas jaringan di rumah kamu dengan access point (AP) tambahan. Kamu bisa menggunakan router Mikrotik sebagai bridge untuk menghubungkan AP tersebut ke jaringan utama.

    1. Hubungkan router utama ke salah satu port ethernet pada Mikrotik (misalnya, ether1).
    2. Hubungkan AP ke port ethernet lainnya pada Mikrotik (misalnya, ether2).
    3. Buat bridge pada Mikrotik dan tambahkan ether1 dan ether2 ke bridge.
    4. Konfigurasi IP address pada bridge interface.
    5. Konfigurasi DHCP client pada bridge interface untuk mendapatkan IP address dari router utama.

    Dengan konfigurasi ini, AP dan perangkat yang terhubung ke router utama akan berada dalam satu jaringan yang sama dan bisa berkomunikasi satu sama lain.

    9. Studi Kasus: Penerapan Bridge di Jaringan Kantor Kecil

    Di kantor kecil, kamu mungkin ingin memisahkan jaringan untuk departemen yang berbeda (misalnya, departemen penjualan dan departemen keuangan) untuk alasan keamanan. Kamu bisa menggunakan VLAN dan bridge untuk mencapai hal ini.

    1. Buat bridge pada Mikrotik.
    2. Buat VLAN untuk setiap departemen (misalnya, VLAN 10 untuk penjualan dan VLAN 20 untuk keuangan).
    3. Tambahkan VLAN interface ke bridge.
    4. Konfigurasi IP address untuk setiap VLAN.
    5. Konfigurasi firewall rules untuk mengontrol lalu lintas antar VLAN.

    Dengan konfigurasi ini, setiap departemen akan memiliki jaringan logis sendiri dan hanya bisa berkomunikasi dengan departemen lain melalui aturan firewall yang kamu tentukan.

    10. Kelebihan dan Kekurangan Menggunakan Bridge

    Kelebihan:

    • Sederhana dalam konfigurasi untuk jaringan dasar.
    • Memungkinkan perluasan jaringan dengan mudah.
    • Mendukung VLAN untuk segmentasi jaringan.
    • Transparan bagi perangkat yang terhubung.

    Kekurangan:

    • Tidak menyediakan routing atau firewall secara default.
    • Bisa menyebabkan looping jika tidak dikonfigurasi dengan benar (STP harus diaktifkan).
    • Kinerja bisa terpengaruh jika CPU Mikrotik terlalu tinggi.

    11. Alternatif Selain Bridge di Mikrotik

    Jika kamu membutuhkan fitur routing atau firewall, kamu bisa menggunakan alternatif selain bridge, seperti:

    • Router: Router bekerja pada Layer 3 (Network Layer) dan meneruskan lalu lintas data berdasarkan IP address. Router menyediakan fitur routing, NAT, dan firewall.
    • Switch Layer 3: Switch Layer 3 adalah switch yang memiliki kemampuan routing. Switch Layer 3 bisa digunakan untuk meneruskan lalu lintas data antar VLAN dan untuk menghubungkan jaringan yang berbeda.

    12. Pertimbangan Keamanan pada Bridge

    Meskipun bridge itu sendiri tidak menyediakan fitur keamanan seperti firewall, ada beberapa pertimbangan keamanan yang perlu kamu perhatikan:

    • STP: Pastikan STP diaktifkan untuk mencegah looping. Looping bisa dimanfaatkan oleh penyerang untuk melakukan serangan denial-of-service (DoS).
    • Firewall: Jika kamu ingin mengontrol lalu lintas antar interface bridge, kamu perlu mengkonfigurasi firewall rules.
    • VLAN: Gunakan VLAN untuk memisahkan jaringan yang sensitif dari jaringan publik.
    • Update RouterOS: Selalu update RouterOS ke versi terbaru untuk mendapatkan perbaikan keamanan terbaru.

    13. FAQ (Frequently Asked Questions)

    • Apa bedanya bridge dengan router?
      • Bridge bekerja di Layer 2 (Data Link Layer) dan meneruskan frame berdasarkan alamat MAC. Router bekerja di Layer 3 (Network Layer) dan meneruskan paket berdasarkan IP address. Router menyediakan fitur routing, NAT, dan firewall, sedangkan bridge tidak.
    • Apakah bridge mempengaruhi kecepatan internet?
      • Jika dikonfigurasi dengan benar dan CPU Mikrotik tidak terlalu tinggi, bridge seharusnya tidak mempengaruhi kecepatan internet secara signifikan. Aktifkan hardware offload (jika tersedia) untuk meningkatkan kinerja.
    • Bagaimana cara mengecek apakah hardware offload berfungsi?
      • Di jendela "Bridge", pilih tab "Hardware Offload". Jika status "HW Offload" adalah "yes", berarti hardware offload berfungsi.
    • Apakah bridge aman?
      • Bridge itu sendiri tidak menyediakan fitur keamanan. Kamu perlu mengkonfigurasi firewall rules untuk mengamankan jaringan yang menggunakan bridge.
    • Bisakah saya menggunakan bridge untuk menghubungkan dua jaringan yang berbeda subnet?
      • Secara default, tidak bisa. Bridge bekerja di Layer 2 dan tidak memproses IP address. Kamu memerlukan router untuk menghubungkan dua jaringan dengan subnet yang berbeda. Namun, kamu bisa membuat beberapa interface VLAN pada bridge, masing-masing interface VLAN bisa memiliki IP address dari subnet yang berbeda.
    • Kapan saya harus menggunakan bonding daripada bridging?
      • bonding adalah menggabungkan beberapa interface fisik menjadi satu interface logika, baik untuk redundansi (jika satu interface gagal, yang lain masih berfungsi) atau untuk meningkatkan bandwidth jaringan. Bridge, di sisi lain, menghubungkan jaringan yang berbeda yang mungkin sudah memiliki konfigurasi IP mereka sendiri.
    • Bagaimana cara reset konfigurasi bridge jika saya salah konfigurasi?
      • Cara termudah adalah dengan mereset konfigurasi Mikrotik ke pengaturan pabrik. Ingat, ini akan menghapus semua konfigurasi yang ada. Cara lainnya adalah dengan mengakses Mikrotik melalui konsol (serial port) dan menghapus konfigurasi bridge secara manual.

    Share.